Brigjen Teddy Divonis Penjara Seumur Hidup
Tapi pagi, Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta menjatuhkan hukuman vonis penjara seumur hidup kepada Brigjen Teddy Hernayedi. Majelis meyakini Brigjen Teddy telah melakukan korupsi dana sebesar 12 juta USD ketika menjabat Kepala Bidang Pelaksanaan Pembiayaan Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada tahun 2010-2014.
"Menjatuhkan pidana penjara seumur hidup," kata ketua majelis hakim Brigjen Deddy Suryanto membacakan putusan dalam sidang terbuka untuk umum di Pengadilan Militer II Jakarta, Jalan Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (30/11/2016).
Kedua Brigjen datang duduk sebagai anggota majelis yaitu Brigjen Hulwani dan Brigjen Weni Okianto. Adapun untuk oditur militer (jaksa-red) yaitu Brigjen Rachmad Suhartoyo. Atas kasus itu, Brigjen Teddy dibela oleh kuasa hukum Letkol Martin Ginting.
Majelis meyakini saat Teddy berpangkat kolonel melakukan serangkaian tindak pidana korupsi anggaran negara yang diperuntukkan untuk membeli alutista. Tapi anggaran ini ia belokkan ke kantong pribadinya mencapai hingga USD 12 juta.
Brigjen Teddy mendengarkan vonis tersebut dengan berdiri selama tiga jam di dalam persidangan. Setelah tiga jam berlalu, majelis hakim mempersilakan Teddy duduk di kursi terdakwa.
Vonis majelis itu jauh di atas tuntutan oditur (jaksa-red) yang menuntut Brigjen Teddy di hukum pidana selama 12 tahun penjara. Namun majelis hakim tetap menjatuhkan vonis penjara seumur hidup. Dengan putusan ini, maka Teddy harus menghuni penjara hingga meninggal dunia.
Hukuman penjara seumur hidup bagi terdakwa korupsi termasuk langka di Indonesia. Saat ini baru ada dua terdakwa yang menghuni penjara seumur hidup yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar di kasus jual beli perkara putusan pilkada. Adapun satunya adalah pembobol Bank BNI Adrian Waworuntu. Akil dan Adrian kini menghuni LP Sukamiskin, Bandung.
"Menjatuhkan pidana penjara seumur hidup," kata ketua majelis hakim Brigjen Deddy Suryanto membacakan putusan dalam sidang terbuka untuk umum di Pengadilan Militer II Jakarta, Jalan Penggilingan, Jakarta Timur, Rabu (30/11/2016).
Kedua Brigjen datang duduk sebagai anggota majelis yaitu Brigjen Hulwani dan Brigjen Weni Okianto. Adapun untuk oditur militer (jaksa-red) yaitu Brigjen Rachmad Suhartoyo. Atas kasus itu, Brigjen Teddy dibela oleh kuasa hukum Letkol Martin Ginting.
Majelis meyakini saat Teddy berpangkat kolonel melakukan serangkaian tindak pidana korupsi anggaran negara yang diperuntukkan untuk membeli alutista. Tapi anggaran ini ia belokkan ke kantong pribadinya mencapai hingga USD 12 juta.
Brigjen Teddy mendengarkan vonis tersebut dengan berdiri selama tiga jam di dalam persidangan. Setelah tiga jam berlalu, majelis hakim mempersilakan Teddy duduk di kursi terdakwa.
Vonis majelis itu jauh di atas tuntutan oditur (jaksa-red) yang menuntut Brigjen Teddy di hukum pidana selama 12 tahun penjara. Namun majelis hakim tetap menjatuhkan vonis penjara seumur hidup. Dengan putusan ini, maka Teddy harus menghuni penjara hingga meninggal dunia.
Hukuman penjara seumur hidup bagi terdakwa korupsi termasuk langka di Indonesia. Saat ini baru ada dua terdakwa yang menghuni penjara seumur hidup yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar di kasus jual beli perkara putusan pilkada. Adapun satunya adalah pembobol Bank BNI Adrian Waworuntu. Akil dan Adrian kini menghuni LP Sukamiskin, Bandung.
Brigjen Teddy Divonis Penjara Seumur Hidup
Reviewed by ayu semok
on
15:49
Rating:

No comments:
Note: only a member of this blog may post a comment.